Rabu, 01 Agustus 2012

Guru Sekolah Kartini Tak Berharap pada Pemerintah

TEMPO.COJakarta - Sri Irianingsih dan Sri Rossiati, dua orang guru kembar yang mengajar di Sekolah Darurat Kartini, menyatakan tak lagi berharap pada bantuan pemerintah. Soalnya, mereka mengaku pernah dikecewakan.

Sri Irianingsih mengatakan cerita itu bermula pada 2006. Saat itu, ia dan saudaranya masih mengajar anak-anak miskin di sekolah darurat yang didirikannya di kawasan Tanah Merah, Plumpang, Jakarta Utara. Pemerintah Jakarta, melalui Dinas Pendidikan, disebutnya menawarkan bantuan. "Semua anak murid kami didaftar lalu dimasukkan ke sekolah-sekolah negeri setempat," ujarnya, Senin, 23 Juli 2012.

Semula, perempuan yang akrab disapa Rian ini gembira. Muridnya mendapat tempat dan pendidikan yang lebih layak. Tapi yang terjadi kemudian tak seindah itu. Hanya beberapa hari bersekolah di sekolah negeri, anak-anak itu kembali lagi ke sekolah lamanya. "Katanya sudah tidak ada uangnya, ya kami terima lagi," kata Rian.

Rian dan Rossi, saudara kembarnya, telah merintis Sekolah Darurat Kartini sejak 1990. Mereka memberikan pendidikan dan pelatihan gratis bagi anak-anak kurang mampu di dekat permukiman anak-anak itu, di kolong tol atau dekat rel kereta. Beberapa kali mereka berpindah karena digusur aparat.

Kini, mereka menempati bangunan 10 x 40 meter di kawasan pergudangan Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara. Hanya, kelangsungan kegiatan belajar-mengajar mereka di sana rupanya tak akan lama. PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menertibkan bangunan-bangunan di sisi rel. Surat pemberitahuan untuk pengosongan lahan pun telah dilayangkan. Batas waktu pengosongan lahan adalah 9 September mendatang.

Agar tak kembali ke kolong tol, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyatakan akan berupaya mencari jalan keluar untuk Sekolah Darurat Kartini, yang terancam pembongkaran oleh PT Kereta Api Indonesia. "Kami sudah berkoordinasi melalui Seksi Pendidikan Informal Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Utara," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto.

Rian yang mengaku telah bertemu perwakilan dari Dinas Pendidikan menyambut dingin. "Saya takut kejadiannya seperti dulu," ujarnya.





Sumber : Tempo.co

0 komentar:

Posting Komentar