Rabu, 25 Juli 2012

Koin untuk Sekolah Kartini Dikumpulkan

TEMPO.COJakarta - Sri Irianingsih dan Sri Rossiati, dua orang guru kembar yang mengajar di Sekolah Darurat Kartini, mengaku mengandalkan bantuan dari beberapa perusahaan swasta yang jadi donatur mereka. 

Selama Ramadan ini, misalnya, mereka bekerja sama dengan pengelola supermarket Giant. Uang receh kembalian konsumen Giant akan didonasikan ke Sekolah Darurat Kartini. Perjanjian penyaluran bantuan itu, kata Rian, dibuat oleh seorang notaris.

Bagaimanapun, Rian tak berharap banyak atas bantuan dari pihak swasta yang jadi donaturnya. Walau sekolahnya akan digusur, punya gedung baru masih di luar angannya. Ia bersama saudara dan segenap muridnya siap kembali ke kolong tol. "Kami enggak butuh banyak, kok. Asal cukup buat beli alat tulis dan bayar ujian persamaan buat anak-anak, sudah cukup," katanya pasrah.

Rian dan Rossi, saudara kembarnya, telah merintis Sekolah Darurat Kartini sejak 1990. Mereka memberikan pendidikan dan pelatihan gratis bagi anak-anak kurang mampu di dekat permukiman anak-anak itu, di kolong tol atau dekat rel kereta. Beberapa kali mereka berpindah karena digusur aparat.

Kini, mereka menempati bangunan 10x40 meter di kawasan pergudangan Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara. Hanya, kelangsungan kegiatan belajar-mengajar mereka di sana rupanya tak akan lama. PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menertibkan bangunan-bangunan di sisi rel. Surat pemberitahuan untuk pengosongan lahan pun telah dilayangkan. Batas waktu pengosongan lahan adalah 9 September 2012 mendatang.

Agar tak kembali ke kolong tol, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyatakan akan berupaya mencari jalan keluar untuk Sekolah Darurat Kartini, yang terancam pembongkaran oleh PT Kereta Api Indonesia. "Kami sudah berkoordinasi melalui Seksi Pendidikan Informal Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Utara," kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto.


Tempo.co

0 komentar:

Posting Komentar