09.55
Unknown
Rosiati dan Riyanti, dua bersaudara ini sedih lantaran sekolah Darurat Kartini yang didirikannya akan digusur. Sekolah yang terletak di Kampung Bandan, Pademangan, Jakarta Utara akan digusur oleh PT KAI.
"Sudah diberi surat layang alasan mau dibongkar untuk pembangunan Peti Kemas. Ini lahan milik PT KAI dan satu bulan lagi rencananya dibongkar," kata Rosiati saat ditemui wartawan, di Pergudangan Jakarta, Jalan Lodan Raya, Kampung Ban dan, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (20/7).
Penggusuran akan dilakukan pada bulan September. Rosi bersama saudaranya pasrah karena menempati lahan milik negara. Sekolah ini sebelumnya diperuntukkan untuk anak-anak tidak mampu.
Kesedihan Rosi bertambah lantaran penggusuran dilakukan bertepatan dengan Hari Anak Nasional 22 Juli 2012. Sekolah yang sudah dirintisnya hampir 16 tahun itu awalnya diberikan oleh seorang pengusaha bernama Liem Li.
"Kami tidak punya lahan ini, karena kami selama ini dipinjami lahan oleh pengusaha Liem Li yang menyewa kepada PT KAI untuk proses belajar mengajar Sekolah Kartini," ujar Rosi.
Rencana penggusuran yang akan dilakukan oleh PT KAI membuat banyak orang tua murid prihatin. Mereka berencana membangun sekolah baru.
"Kami juga sudah dibuatkan secara gotong royong, dibuatkan di bawah kolong Tol Priok, sampai saat ini dalam proses pembangunan," ujar Rosi.
Sebenarnya, Rosi dan Rian tetap ingin mempertahankan sekolah itu, meski harus berpindah-pindah hampir enam kali sejak tahun 1990. Mereka yakin dengan sekolah dan pendidikan, anak-anak lebih memiliki kesempatan besar dalam segala hal.
"Alasan mempertahankan sekolah ini karena wadah untuk anak-anak miskin, marginal, terlantar, dan anak jalanan. Kalau mereka tidak diberikan wadah untuk mendidiknya sekolah, ya pasti mereka berada di jalan, sekolah ini juga dapat meningkatkan taraf hidup mereka," tegas Rosi.
"Sudah diberi surat layang alasan mau dibongkar untuk pembangunan Peti Kemas. Ini lahan milik PT KAI dan satu bulan lagi rencananya dibongkar," kata Rosiati saat ditemui wartawan, di Pergudangan Jakarta, Jalan Lodan Raya, Kampung Ban dan, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (20/7).
Penggusuran akan dilakukan pada bulan September. Rosi bersama saudaranya pasrah karena menempati lahan milik negara. Sekolah ini sebelumnya diperuntukkan untuk anak-anak tidak mampu.
Kesedihan Rosi bertambah lantaran penggusuran dilakukan bertepatan dengan Hari Anak Nasional 22 Juli 2012. Sekolah yang sudah dirintisnya hampir 16 tahun itu awalnya diberikan oleh seorang pengusaha bernama Liem Li.
"Kami tidak punya lahan ini, karena kami selama ini dipinjami lahan oleh pengusaha Liem Li yang menyewa kepada PT KAI untuk proses belajar mengajar Sekolah Kartini," ujar Rosi.
Rencana penggusuran yang akan dilakukan oleh PT KAI membuat banyak orang tua murid prihatin. Mereka berencana membangun sekolah baru.
"Kami juga sudah dibuatkan secara gotong royong, dibuatkan di bawah kolong Tol Priok, sampai saat ini dalam proses pembangunan," ujar Rosi.
Sebenarnya, Rosi dan Rian tetap ingin mempertahankan sekolah itu, meski harus berpindah-pindah hampir enam kali sejak tahun 1990. Mereka yakin dengan sekolah dan pendidikan, anak-anak lebih memiliki kesempatan besar dalam segala hal.
"Alasan mempertahankan sekolah ini karena wadah untuk anak-anak miskin, marginal, terlantar, dan anak jalanan. Kalau mereka tidak diberikan wadah untuk mendidiknya sekolah, ya pasti mereka berada di jalan, sekolah ini juga dapat meningkatkan taraf hidup mereka," tegas Rosi.
0 komentar:
Posting Komentar